Duta Bahasa sebagai Reksa Bahasa

Dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-93, Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah, Valentina Lovina Tanate, M.Hum. dan Terbaik III Duta Bahasa Nasional 2021, Sandy Ramadhan, berbincang dalam acara Selamat Pagi Tambun Bungai di TVRI Kalimantan Tengah, Kamis, 28 Oktober 2021.

Perbincangan kali ini membahas mengenai “Duta Bahasa sebagai Reksa Bahasa”. Duta Bahasa adalah jajaran generasi muda yang bertugas untuk mengampanyekan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ajang pemilihan Duta Bahasa ini diadakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melalui Balai dan Kantor Bahasa di setiap provinsi. Waktu penyelenggaraannya adalah satu tahun sekali. Setelah pemilihan dan penobatan, Duta Bahasa akan menjadi Reksa Bahasa. Reksa dalam KBBI berarti polisi atau penjaga. Dengan demikian, generasi muda melalui Duta Bahasa, memiliki kewajiban dalam mengawal dan menjaga Bahasa Indonesia, seperti halnya polisi. Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa juga harus diutamakan dan dipertahankan.

Kepala Balai menyampaikan bahwa Duta Bahasa yang menjadi pengawal dan pemerkuat jati diri bangsa harus memiliki ketangguhan dan kecakapan, tidak hanya dalam berbahasa, tetapi juga dalam beretika. Tugas Duta Bahasa adalah mengawal penggunaan bahasa Indonesia dan wajib mengutamakan bahasa Indonesia. Selain itu, Duta Bahasa juga bertugas turut serta dalam pelestarian bahasa daerah, seperti yang termaktub dalam Trigatra Bangun Bahasa.

Banyak hal yang dipersiapkan untuk bisa menjadi Duta Bahasa, baik di tingkat provinsi maupun nasional. Sandy Ramadhan sebagai Terbaik III Duta Bahasa Nasional 2021 menyampaikan bahwa perjalanannya menuju Duta Bahasa Nasional 2021 diawali dari seleksi tingkat provinsi pada tahun 2020. Sandy yang menyabet prestasi Terbaik II tingkat provinsi, kemudian mewakili Kalimantan Tengah di kancah nasional. Bersama dengan pasangan Duta Bahasa, Winney Amiani, mereka berhasil membawa pulang piala Terbaik III Duta Bahasa Nasional 2021 pada bulan Oktober ini.

Sandy, mahasiswa asal Kota Sampit ini mengatakan bahwa hal yang diraihnya saat ini tidak datang begitu saja. Untuk menuju seleksi Duta Bahasa tingkat nasional, banyak persiapan yang dilakukan sebelumnya. Sebagai contoh, Sandy mendirikan sebuah komunitas pelestari bahasa daerah sejak beberapa tahun yang lalu, khususnya pelestarian bahasa Sampit. Persiapan lain yang dilakukan adalah belajar tentang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan; membuat Krida Bahasa; membuat kegiatan untuk pelestarian dan pemartabatan bahasa dan sastra Indonesia; dan persiapan mental.

Persiapan untuk mengikuti Duta Bahasa dilakukan oleh Sandy dan Winney dengan matang. Hal itu dikarenakan poin-poin penilaian untuk menjadi Duta Bahasa tidaklah sederhana. Poin penilaian meliputi kemahiran berbahasa Indonesia yang diujikan melalui UKBI, tes kepribadian, unjuk minat bakat, penilaian etika, dan berpenampilan menarik.

Tugas dan tanggung jawab Duta Bahasa tidak hanya berhenti sampai mereka terpilih menjadi Duta Bahasa, tetapi tugas itu masih terus berlanjut. Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan Balai Bahasa, Duta Bahasa akan dilibatkan, seperti saat ini Balai Bahasa mempunyai tugas besar yaitu menggalakkan literasi. Akhir kata, Kepala Balai Bahasa juga menyampaikan bahwa tugas Sandy dan Winney ini adalah menjadi Duta Bahasa, maka mereka akan menjadi teladan bagi generasi muda yang lain. Oleh karena itu, mereka harus terus meningkatkan kapabilitas diri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *