Anak-anak Belajar dari Kehidupannya
Jika anak hidup dengan kecaman, mereka belajar untuk mengutuk
Jika anak hidup dengan permusuhan, mereka belajar untuk melawan
Jika anak hidup dengan ketakutan, mereka belajar untuk menjadi memprihatinkan
Jika anak-anak hidup dengan belas kasihan, mereka belajar untuk mengasihani diri sendiri
Jika anak hidup dengan ejekan, mereka belajar untuk merasa malu
Jika anak hidup dengan kecemburuan, mereka belajar untuk merasa iri
Jika anak hidup dengan rasa malu, mereka belajar untuk merasa bersalah
Jika anak hidup dengan dorongan, mereka belajar percaya diri
Jika anak-anak hidup dengan toleransi, mereka belajar kesabaran
Jika anak hidup dengan pujian, mereka belajar apresiasi
Jika anak-anak hidup dengan penerimaan, mereka belajar untuk mencintai
Jika anak hidup dengan persetujuan, mereka belajar untuk menyukai diri mereka sendiri
Jika anak-anak hidup dengan pengakuan, mereka belajar itu baik untuk memiliki tujuan
Jika anak hidup dengan berbagi, mereka belajar kemurahan hati
Jika anak hidup dengan kejujuran, mereka belajar kejujuran
Jika anak hidup dengan keadilan, mereka belajar keadilan
Jika anak-anak hidup dengan kebaikan dan pertimbangan, mereka belajar menghormati
Jika anak hidup dengan keamanan, mereka belajar untuk memiliki iman dalam diri mereka dan orang-orang tentang mereka
Jika anak-anak hidup dengan persahabatan, mereka belajar bahwa dunia adalah tempat yang bagus untuk hidup
Di atas adalah sebuah puisi terkenal yang dibuat oleh Dorothy Law Nolte, “Childern Learn What They Live” yang jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, “Anak-anak Belajar dari Kehidupannya”. Puisi tersebut menjelaskan bahwa usia anak-anak adalah usia untuk meniru. Setiap tindakan orang dewasa di sekitarnya adalah stimulus yang akan direspons tanpa terkecuali.
Anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik adalah hal yang sepatutnya untuk dilakukan. Begitu pula dengan menanamkan kesadaran berliterasi.
Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional, Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah mengadakan kegiatan Handai Tolan (Hari Anak Nasional Daya Topang Literasi Anak). Kegiatan dilaksanakan di Aula Agung Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah dan dihadiri 75 siswa taman kanak-kanak yang berasal dari tiga sekolah, yakni TK IT Al Ghazali, TK Pandehen, dan TK St. Yosef.
Pada kegiatan tersebut, para siswa diajak untuk mendengarkan pembacaan nyaring buku-buku cerita yang telah dihasilkan oleh tim penerjemah Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah. Pembacaan nyaring kali ini melibatkan dua Abdi Bahasa dari Duta Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah, Valentina Lovina Tanate, M.Hum. Menyampaikan bahwa kesadaran literasi adalah hal yang sangat penting dan harus ditanamkan semenjak usia belia. Ia berharap, melalui kegiatan ini kecintaan anak-anak usia dini terhadap literasi, terlebih pada literasi dengan unsur kedaerahan semakin meningkat.
Tak lupa, Kepala Balai juga mengucapkan Selamat Hari Anak Nasional Tahun 2022, meskipun Indonesia sedang dalam masa pemulihan setelah dilanda pandemi, semoga kesadaran berliterasi anak-anak tidak ikut terpuruk justru semakin meningkat. Sehingga kesadaran tersebut akan mampu membangun kecakapan hidup di masa mendatang.