Penulis: Anisa Fitriani
Palangka Raya, 20 Juli 2023 – Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah telah menggelar Konsinyasi Penyuntingan Hasil Terjemahan Cerita Anak Berbahasa Daerah. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan dari KKLP Penerjemahan yang berlangsung selama tiga hari di Hotel Aquarius, Palangka Raya.
Dimulai sejak Selasa, 18 Juli 2023, kegiatan ini menjadi langkah penting dalam upaya memperkaya literasi untuk anak usia dini. Dibuka oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah, Drs. Muhammad Muis, M.Hum, acara ini memperlihatkan komitmen dan dedikasi untuk mewariskan nilai-nilai budaya lewat cerita anak.
Sebanyak 20 partisipan hadi yang terdiri dari berbagai latar belakang. Semua peserta hadir dengan gairah untuk bersatu dalam upaya melestarikan dan mengembangkan bahasa daerah di tengah arus globalisasi yang terus meningkat.
Selama tiga hari berlangsungnya kegiatan ini, tujuh puluh buku cerita anak berhasil disunting menjadi bentuk bahasa daerah yang tepat. Proses penyuntingan melibatkan keakraban bahasa daerah, sehingga dapat mempertahankan nilai budaya, memunculkan unsur STEM dan aspek khas Kalimantan Tengah.
Peserta dibagi menjadi tiga tim yang berfokus pada penyuntingan dan terjemahan cerita anak. Masing-masing tim dipimpin oleh anggota KKLP Penerjemahan yang sangat berpengalaman dan kompeten, yakni Rensi Sisilda, S.S., M.Pd., Septiana Delaseniati, S.Pd., dan Lida Karyani, S.Pd., M.Li. Bersama-sama, peserta berusaha menemukan ekspresi dan frasa yang sesuai agar cerita tetap menarik dan bermakna dalam bahasa daerah.
Salah satu peserta, Dr. H. Fimer Liadi, M.Pd., mengungkapkan kegembiraannya untuk mengikuti kegiatan ini. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan hadiah berharga bagi generasi mendatang, karena kehadiran cerita anak berbahasa daerah dapat membangkitkan kecintaan terhadap bahasa dan budaya lokal. “Kegiatan ini adalah wujud konkret dari upaya kita untuk mewariskan kearifan lokal kepada generasi penerus,” ungkap Dr. H. Fimer Liadi, M.Pd. Ia menutup pemberian kesan dan pesannya dengan menyampaikan sebuah ungkapan dalam bahasa Dayak Ngaju, “ela nihau bahasa itah,” yang berarti “bahasa kita (baca: bahasa daerah di Kalimantan Tengah) jangan sampai hilang.”
Kepala Balai Bahasa, Drs. Muhammad Muis, M.Hum, dalam pidato penutupannya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat selama penyelenggaraan kegiatan ini. Kepala Balai juga menyampaikan harapannya bahwa seluruh peserta dapat mengambil makna dan kebaikan dari kegiatan ini. Ia mengungkapkan kebanggaannya atas semangat kolaboratif para peserta dalam melestarikan bahasa daerah dan budaya lokal.
Konsinyasi Penyuntingan Hasil Terjemahan Cerita Anak Berbahasa Daerah Tahun 2023 menjadi sebuah tonggak bersejarah dalam upaya pelestarian bahasa daerah di Kalimantan Tengah. Semangat peserta dan kerja keras para penyunting telah menghasilkan tujuh puluh buku cerita anak berbahasa daerah yang akan membawa warisan budaya ini ke generasi mendatang. Semoga kegiatan serupa akan terus diadakan untuk terus memperkaya dan melestarikan kekayaan budaya Indonesia yang tak ternilai harganya.