Kamis, 8 Juli 2021 Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah melaksanakan Bengkel Musikalisasi Puisi Tahun 2021. Kegiatan yang berlangsung via Zoom ini merupakan salah satu tahapan dalam Festival Musikalisasi Puisi Tingkat SLTA se-Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2021.
Pembukaan bengkel ini dilakukan oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah, Valentina Lovina Tanate, M.Hum. Dalam sambutannya, Kepala Balai menyampaikan tentang pentingnya peran generasi muda dalam perkembangan dan pelestarian budaya Kalimantan Tengah. Kepala Balai juga mengungkapkan bahwa pada tahun ini, jumlah tim yang mengikuti Festival Musikalisasi Puisi mencapai 33 tim. Setelah melalui proses penjurian, sepuluh tim terpilih untuk melaju ke babak final.
Kegiatan bengkel berlanjut dengan pemaparan materi dari Elis Setiati, M.Hum. Dalam bahasannya, disampaikan gambaran secara umum tentang pentingnya peran para pembina tim untuk melakukan proses pemaknaan terhadap puisi yang akan dimusikalisasikan. Hal itu merupakan hal utama yang perlu dilakukan. Dengan begitu, penciptaan suasana dan hal-hal eksternal musikalisasi puisi, seperti pemilihan musik, alat musik, dan kostum, dapat terencana dengan baik. Orisinalitas, unsur artistik, serta kepaduan dalam tim juga menjadi hal yang tidak kalah penting dalam proses penilaian. Oleh karena itu, hal-hal tersebut sangat perlu untuk diperhatikan saat akan membuat suatu musikalisasi puisi.
Sesi diskusi menjadi sesi yang ditunggu-tunggu oleh peserta bengkel. Hal ini terlihat dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan. Pada umumnya, peserta bertanya terkait hal-hal teknis yang menjadi kesulitan mereka dalam menyiapkan musikalisasi puisi untuk mengikuti festival.
“Terima kasih sudah memberikan banyak ilmu baru,” ungkap pendamping dari SMAN 1 Barito Utara dalam sesi diskusi. Di bagian akhir sesi, Elis Setiati, M.Hum. menegaskan bahwa musikalisasi puisi perlu dilakukan dengan pengembangan makna yang baik, penempatan dan penjiwaan yang tepat, serta latihan secara berkelanjutan untuk mengurangi kecanggungan perubahan atmosfer. Dengan demikian, tolok ukur sebenarnya bukan tentang menang atau kalah dalam suatu perlombaan. Hal terpentingnya adalah pembelajaran dan pemahaman peserta terhadap musikalisasi puisi itu sendiri.