“Aduh, anak Ibu ranking berapa, ya?”, “Ayo, Sahata masih ranking satu?”. Pertanyaan semacam itu senantiasa dilontarkan Ibu kepada Sahata setiap akhir semester, ketika pembagian rapor tiba. Atau sebelum pertanyaan itu muncul, malah Sahata yang terlebih dulu melonjak girang dan berteriak: “Asyik! Bu, Sahata dapat ranking satu! Hore!”. Sahata memang anak yang cerdas.
Kata ranking sudah sangat akrab di telinga kita. Anak-anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar pun dengan fasih melafalkan kata tersebut. Tentu kita memiliki kesepakatan bahwa ranking itu diartikan ‘peringkat’. Oleh karena itu, kalau ada pertanyaan seperti berikut.
- “Kau ranking berapa?”
- “Nesya dapat ranking?”
- “Kamu kok cuma dapat ranking tiga?”
Maka dapat disimpulkan makna pertanyaan di atas seperti di bawah ini.
- “Kau peringkat berapa?”
- “Nesya dapat peringkat?”
- “Kamu kok cuma dapat peringkat tiga?
Padahal pengertian kata ranking sebagai ‘peringkat’ tidaklah tepat. Dalam bahasa Inggris, kata ranking berarti ‘pemeringkatan’. Pemeringkatan adalah proses menyusun urutan berdasarkan tolok ukur tertentu. Nah, hasil proses penyusunan urutan itu disebut rank. Tetapi kata rank tidak kita serap ke dalam bahasa Indonesia. Jadi tidak serta-merta kalimat “Asyik! Bu, Sahata dapat ranking satu! Hore!” berubah menjadi “Asyik! Bu, Sahata dapat rank satu! Hore”. Namun perlu diketahui, dalam bahasa Indonesia padanan rank adalah peringkat. Maka kalimat (4), (5), dan (6) di atas tepat untuk digunakan. Tetapi, seperti yang sudah dijelaskan tadi, kata ranking tidaklah bermakna peringkat.
* * *
Kesalahan pemahaman seperti di atas memang sering terjadi. Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini.
- Taufik Hidayat merupakan nominator atlet terbaik Indonesia 2007 versi Tabloid Bola.
- Aktor ternama Dedy Mizwar termasuk dalam deretan nominator peraih Piala Citra.
- Surat kabar Analisa menjadi nominator surat kabar yang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar tahun 2015 versi Balai Bahasa Sumut.
Dalam setiap perlombaan atau festival hampir selalu ada beberapa orang atau sesuatu lembaga yang diunggulkan untuk dicalonkan sebagai pemenang. Orang atau sesuatu yang dicalonkan sebagai pemenang itu sering disebut nominator. Namun kadang-kadang ada juga yang menyebutnya sebagai nomine.
Mana di antara kedua kata itu yang tepat penggunaannya?
Kata nominator berasal dari kata kerja nominate (bahasa Inggris), berarti ‘mengusulkan atau mengangkat seseorang sebagai calon pemenang atau penerima anugerah’, dan nominator berarti ‘orang yang mengusulkan atau mengangkat calon pemenang’. Oleh karena itu, penggunaan kata nominator untuk menyatakan makna ‘calon yang diunggulkan sebagai pemenang’ tidak tepat.
Untuk menyatakan ‘orang yang dicalonkan atau diunggulkan sebagai pemenang’ lebih tepat digunakan kata nomine (bahasa Inggris: nominee), bukan nominator. Selain itu, kata unggulan juga dapat digunakan untuk mengungkapkan makna itu. Untuk lebih jelas, berikut ini tercantum contoh yang tepat.
- Taufik Hidayat merupakan nominator atlet terbaik Indonesia 2007 versi Tabloid Bola.
- Aktor ternama Dedy Mizwar termasuk dalam deretan nominator peraih Piala Citra.
- Surat kabar Analisa menjadi nominator surat kabar yang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar tahun 2010 versi Balai Bahasa Medan.
Atau dapat juga ditulis seperti berikut ini.
- Taufik Hidayat merupakan unggulan atlet terbaik Indonesia 2007 versi Tabloid Bola.
- Aktor ternama Dedy Mizwar termasuk dalam deretan unggulan peraih Piala Citra.
- Surat kabar Analisa menjadi unggulan surat kabar yang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar tahun 2006 versi Balai Bahasa Medan, Depdiknas.
Demikian, selamat menggunakan!
HASAN AL BANNA